informasi
Segala Sesuatu Bermula Dari Mulai

10 Sep 2013

Segala Sesuatu Bermula Dari Mulai

Coba bayangkan bangunan-bangunan yang ada, bayangkan menara petronas yang menjulang, bayangkan menara World trade Center yang tinggi sebelum hancur oleh tragedi 11 September 2001, bayangkan menara Empire State yang tinggi, bayangkan tugu monas, bayangkan rumah anda, akankah semua itu ada jika tidak diawali dengan seonggok bahan untuk membangunnya ? Mungkinkah itu terjadi jika tidak ada yang mulai mengolah seonggok bahan tersebut menjadi bagian dari bangunan ? Semua dimulai dari sesuatu yang sangat simple, yaitu memulai itu sendiri. 

Kita ambil contoh yang lebih sederhana. Coba bayangkan ketika anda akan berpergian ke suatu tempat, ke kantor misalnya. Akankah anda sampai jika anda tidak mulai melangkah ? Jika anda mulai melakukannya, walaupun hanya dengan seonggok bahan, walaupun hanya dengan satu langkah, dan anda tidak berhenti maka anda akan sampai kepada tujuan. Walaupun dalam perjalanan menuju tujuan tersebut banyak hal yang ditemui, yang bisa menghambat atau mengubah skenario pencapaian tujuan, tapi dengan telah anda lakukan langkah awal “MULAI” maka anda telah melakukan suatu kemajuan besar dalam pencapaian itu. 

Mengapa memulai sesuatu merupakan kunci keberhasilan anda ? Karena dengan memulai berarti anda telah menuju keberhasilan tersebut. Tapi jika anda tidak pernah memulainya maka anda tidak akan pernah sampai kepada keberhasilan tersebut, bahkan tidak akan pernah mampu mendekatinya sekalipun. 

Apakah sesederhana itu ? Iya. Dengan memulai sesuatu, apapun itu, keberhasilan tinggal menunggu waktu.

Lima tahun lalu saya diskusi dengan seorang teman, yang punya rencana besar untuk menjadi seorang enterprenuer yang sukses. Dalam situasi krisis ekonomi yang sangat parah, maka berbagai rencana dan scenario telah disusunya dengan rapih. Semuanya masuk akal dan rasanya kenberhasilan tinggal menunggu wakktu. Bayangan keberhasilan tersebut sduah sangat terlihat jelas di matanya, bahkan saya yang mendengarnya cukup yakin bahwa dia bisa mendulang sukses. Sebagai seorang teman saya memberikan beberapa nasehat supaya keberhasilan tersebut bukan hanya angan-angan belaka, yaitu ‘lupakan rencana besarmu, mulailah keyakinan itu setelah kita bicara, walaupun hanya dengan langkah kecil’. Sambil berlalu saya memberikan dorongan bahwa semua itu hanya akan tinggal rencana jika kamu tidak mulai, hari itu juga. Dan ternyata rencana tinggal rencana, apa yang saya sarankan tidak dilakukan, lima tahun kemudian ketika saya bertemu lagi dan bercerita tentang apa yang pernah saya bicarakan dengannya, hanyalah sebuah mimpi, dan dia tidak berbeda dari kondisi yang saya temui lima tahun yang lalu. Kenapa bisa terjadi ? Karena dia tidak pernah memulai apa yang telah dipikirkannya dengan matang, walaupun hanya dengan suatu langkah awal yang kecil, bahkan lebih sayang lagi, dia terjebak degan rencana yang sangat komplek sehingga membuatnya ragu-ragu untuk memulai apa yang telah dipikirkannya dengan sangat baik itu.

Sebaliknya dengan memulai sesuatu, maka langkah-langkah selanjutnya tinggal mengalir mengikuti waktu dan dalam perjalanan tersbut keyakinan kita akan tumbuh, apalagi kita telah melihat hasil dari setiap langkah yang telah dilakukan dan ini merupakan sumber energi yang mendorong kita untuk lebih giat lagi dalam mencapai apa yang ingin kita ujudkan.

Keberhasilan itu tidak ditentukan dari seberapa besar rencana yang kita buat melainkan ditentukan oleh seberapa besar keberanian kita untuk memulai sesuatu. 

Saya teringat pada suatu ketika saya mebaca sebuah artikel di sebuah majalah, yang saya sudah lupa, namun saya masih ingat dengan baik apa yang disampaikan oleh majalah tersebut saat mewawancarai seorang pengusaha sukses di Jakarta, yaiut Bapak Bob Sadino. Belaiau berhasil mengembangkan usahanya dengan sangat baik, setelah melanglang buana ke negri orang, kemudian kembali ke Indonesia untuk memulai suatu usaha berternak ayam dan menjual telor. Ketika belaiu ditanya wartawan, apakah beliau sudah merasa sukses saat diwawancarai dengan beberapa pabrik dan pusat perbelanjaan yang dimilikinya, dengan ringan tapi mantap beliau menjawab bahawa beliau menganggap sukses itu bukan saat itu, melainkan pada saat kilo pertama beliau berhasil menjual telor ayam. Suatu yang sangat masuk di akal. Kalau saja beliau tidak memulai menjual telor ayam maka beliau tidak akan seberhasil saat itu, karena dari sanalah kemudian usahanya berkembang sampai dengan wawancara itu dilaksanakan.

Kalau saja Bob Sadino tidak mulai membeli beberapa ekor ayam untuk dipelihara dan kemudian mulai menjual telor-telor tesebut, maka usahanya tidak akan pernah ada. Pencapaian-pencapaian lain kemudian mengalir dengan setiap kemajuan-kemajuan kecil yang didapatkannya dalam perjalan usaha tersebut. Suatu pemikiran yang sederhana, tidak berbelit-belit. Memulai sesuatu walaupun kadang-kadang tidak diikuti dengan suatu perencanaan yang komplek akan menjadi jaminan keberhasilan dalam setiap langkah kita.

Kadang-kadang memulai sesuatu tidaklah harus dengan suatu rencana yang matang. Jika ada ide, dapat langsung dimulai. Hal-hal lain dengan sendirinya akan mengikuti. Pada saatnya nanti setiap aspek akan dengan sendirinya dapat dilakukan dan dilalui. Resiko, hambatan dan rintangan dengan sendirinya akan ada jalan keluarnya. Apabila kita menghadapinya dengan sendirinya akan ada solusinya. Tergantung seberapa kuat keinginan kita untuk meraih sukses tersebut, dengan sendirinya setiap hambatan dan masalah tersebut akan dapat diatasi.

Ini perlu dicamkan karena, banyak sekali kekhawatiran orang untuk memulai sesuatu karena takut tidak menguasai, takut karena tidak punya pengalaman, takut resiko, takut ini, takut itu, sehingga mengakibatkan mereka berjalan di tempat. Tidak sedikit orang yang punya pendidikan seadanya, karena tidak terlalu banyak kekhawatiran sehingga mereka mealakukan saja apa yang semestinya dilakukan dan menghadapi hambatan dengan baik pada saat hambatan itu datang dan kesuksesan kemudian memihak mereka. Mereka tidak mengerti apa namanya strategy, apa itu planning, tapi mereka hanya me-MULAI apa yang bisa mereka lakukan kemudian mereka sukses dengan usahanya. Bahkan kemudian mereka memperkerjakan orang-orang yang mempunya pengetahuan yang jauh lebih laus dari mereka, tapi dari segi keberhasilan mereka adalah jagonya.

Untuk menjadi sukses, background, pengetahuan, atau pendidikan, tidak selalu menjadi faktor penentu

Pada tahun 95, ketika hari Sabtu, saat saya libur kerja, saya berkunjung ketempat adek saya, dengan tujuan menjeputnya untuk berjalan-jalan. Sesampainya saya ditempat kerjanya saya diminta menunggu dikursi kosong tepat di samping seorang customer yang ditemani seorang temannya yang sedang memproses pembelian sebuah kendaraan minibus. Dengan penampilan seadanya dan bahkan sangat sederhana, keingintahuan saya tentang customer tersebut menjadi sangat besar. Ketika ada kesempatan untuk bicara dengan customer tersebut, pada saat mereka menunggu proses administrasi saya berusaha menggali siapa sesungguhnya customer tersebut, usaha apa yang ditekuninya, dan bagaimana dia memulainya.

Dari hasil pembicaraan saya, saya menagkap kesederhanaan yang tidak saya duga sebelumnya, ternyata berbuahkan hasil yang baik. Customer yang membeli minibus tersebut punya latar belakang pendidikan yang sangat minim, tidak tamat SD bahkan belum sempat mempelajari tulis baca. Karena pengetahunanya yang terbatas itulah dia membawa seorang teman untuk membantunya dalam proses administrasi yang akan dialuinya pada saat pembelian kendaraan tersebut. 

Beliau berkeinginan untuk memperoleh penghidupan yang lebih layak dengan penghasilan yang baik. Hal ini telah mendorongnya untuk memulai sesuatu usaha. Tampa perencanaan yang muluk-muluk dan teori yang macam-macam, dengan bekal uang yang hanya ada Rp. 700.000, beliau meMULAI usahanya, sekitar 2 tahun (?) sebelumnya. Customer tersebut bermukim di Jakarta Timur, dengan modal tersebut langsung berangkat ke Cibinong untuk mencari orang yang punya lahan kosong untuk ditanami pohon singkong. Dalam pembicaraan dengan pemilik lahan, semua modal tersebut dijadikan modal untuk menanam sinngkong dan perawatannya, tapi dengan syarat bahwa hasilnya nanti harus dijual kepada customer tersebut. Kesepakatan tersebut didapatkan, kemudain beberapa bulan setelah pohon tersbut dapat dipetik daunnya, si customer mendatangi pemilik lahan untuk membeli daun singkong. Seikatnya dengan ukuran dan kualitas yang ditentukaan seharga Rp. 500,-. Setelah itu customer tersebut berusaha untuk mendekati warung-warung padang sepanjang perjalanan dari Cibinong ke Jakarta untuk mendagangkan daun singkong yang akan dibelinya dengan harga Rp. 2000,-. Dengan jaminan kaulitas daun singkong yang dibawanya dalam sekejap customer tersebut mendapatkan langganan tetap. Pagi-pagi beliau berangkat ke Cibinong membawa daun singkong, kemudian mendistribusikannya kepada seluruh langganannya dalam perjalanan pulang ke Jakarta yang beberapa di antaranya hanya membeli satu samapi dua ikat saja. Beliau bisa menjual sebanyak sekitar seratus ikat per hari. Dengan margin keuntungan Rp. 1.500,- per ikat dikurangi ongkos transport sekitar Rp. 500 per ikat, beliau mengantongi untung Rp. 1.000 per ikat. Dengan demikian setiap bulannya customer tersebut mendapatkan hasil sekitar Rp. 100.000 per hari atau sekitar Rp. 3.000.000 per bulan, bayangkan dengan gaji seorang Sarjana yang baru tamat pada perusahaan besar waktu itu sekitar Rp. 500.000 per bulan.

Dengan penghasilan rutin tersebut, beliua berusaha untuk mendapatkan kendaraan dengan leasing yang angsurannya sekitar Rp. 750.000 per bulan, yang berarti masih tersisa penghasilan sekitar Rp. 2.250.000 per bulannya. Dan pada saat saya bertemu dengan customer tersebut, beliau sedang membeli mobil ke-empat dan pada waktu itu sudah punya rencana untuk melebarkan usahanya dengan pola yang sama pada komoditi yang lain, seperti cabe, bawang, dll. 

Sering sekali kita terbentur pada saat yang awal, yaitu saat kita harus memulai. Banyak calon-calon pengusaha yang punya kemampuan luar biasa tidak pernah menjadi pengusaha karena tidak mau memulai sesuatu. Kebanyakan hambatan itu datang dari dirinya sendiri, berupa kekhawatiran-kekhawatiran, rencana yang terlalu kompleks, ingin segera mendapatkan hasil tinggi, dan lain-lain sehingga menghambat mereka untuk melangkah dan memulai usahanya. Dengan berjalannya waktu, kesempatan itu kemudian diperoleh oleh orang-orang yang punya keberanian dalam memulainya, bahkan tidak jarang mereka kemudian menyesali diri setelah melihat orang lain bisa berhasil dengan ide dan pikiran yang sama dengan yang pernah dipikirkannya di masa lalu. Bedanya hanyalah pada siapa yang mau memulai dan siapa yang hanya berfikir untuk memulainya, tanpa pernah menjadi nyata. Kadang-kadang ide itu hanya sederhana, tapi hasilnnya bisa luar biasa. Tidak ada yang bisa dipandang spele akan hasil yang akan kita peroleh sebelum kita memulainya. Karena dengan kita memulai sesuatu dengan sendirnya akan timbul ikutan-ikutan lain yang luar biasa yang kadangkala tidak pernah kita sadari dari awal.

Pada tahun 1996, Seorang teman bercerita kepada saya bagaimana salah satu diantara temannya semasa di Sekolah Dasar memulai usaha setelah tempatnya bekerja sebagai penjaga toko kelontong terbakar. Dengan modal beberapa ratus ribu hasil pesangon yang diperolehnya, dengan menjual pakaian dalam wanita ke kantor-kantor, kemudian dia berhasil menjadi salah seorang grosir pakaian dalam dengan merek ternama yang memiliki toko yang cukup besar di pusat perbelanjaan Mangga dua dan memperoleh kekayaan pribadi yang tinggi. Apa yang diperolehnya jauh melebihi apa yang diperolehnya sebagai seorang General Manager dari suatu perusahaan yang cukup ternama.

Keinginan temannya itu untuk berhasil dengan usaha sendiri telah mendorongnya untuk memulai sesuatu, yaitu dengan uang pesangon tersebut, semuanya dibelikan pakaian dalam wanita, kemudian dijualnya dari satu kantor ke kantor yang lain Jika dia tidak mulai membeli kemudian menjajajkannya maka dia tidak akan berhasil punya usaha sendiri, mungkin akan tetap jadi karyawan yang jauh berbeda dari sebelumnya.

Untuk memulai sautu usaha sering sekali faktor modal dijaikan hambatan. Tidak semua keberhasilan diawali dengan modal berupa uang. Cerita seorang General Manager yang berusaha memulai sesuatu dengan cara membina kebersamaan dengan para peternak ayam merupakan salah satu contoh bahwa modal dan uang tidak harus menjadi hambatan bila kita ingin sukses. Pelajaran yang sama juga kita dapatkan bahwa kelengkapan pengetahuan juga bukan merupakan hambatan untuk memulai sesuatu, karena dengan kita memulai sesuatu dengan sendirinya kita akan belajar dan lebih mengetahui dan mendalami apa yang kita kerjakan. Walaipun mulanya dia tidak mengerti tentang tata cara berternak ayam, namun kemudian dia mengetahui dari mana harus mempelajari tentang ayam, melalui interaksinya dengan para peternak ayam.

Juan “Chi Chi” Rodrigues tidak melihat modal, pengetahuan, dan keberadaan lapangan golf sebagai hambatan untuk memulai keinginanannya menjadi pemain golf yang baik sebagai upaya untuk memenuhi mimpinya untuk membeli sepeda. Dalam keterbatasan yang ada tersebut dia berusaha memulai mimpinya dengan kreatif menggunakan dahan pohon dan sepotong pipa sebagai stick, kaleng kosong yang dipukul disulap jadi bola, dan lapangan rumput yang dibuatkan lobang sebagai lapangan golf. Hal ini menujukkan bahwa dalam hidup ini bukan masalah di mana anda memulai, tapi bagiamana anda memulai. 

Sebenarnya tidak ada hambatan untuk memulai sesautu dalam upaya mencapai objektif anda, karena anda dapat melakukannya dengan berbagai macam cara dari manapun. Anda tinggal melihat apa yang anda punya dan apa yang anda miliki, kemudian atas dasar itu lakukanlah sesuatu yang bisa anda lakukan tanpa melihat lagi batasan-batasan yang dapat menghambat anda yang akan menunda apa yang semestinya dapat anda lakukan sehingga objektif anda tidak hanya tinggal menjadi mimpi.

Setelah anda selesai membaca sampai di sini, coba anda pikirkan apa yang segera harus anda lakukan, sekecil apapun, untuk dapat mewujudkan objektif yang telah anda tetapkan terdahulu. Jangan lagi buang-buang waktu. Anda tidak perlu memikirkan hasilnya dan anda tidak perlu memikirkan betapa susahnya, tapi mulailah dari hal yang bisa anda lakukan saat ini juga. Kesuksesan anda berawal di sini. Jika saat ini anda tidak memulainya, maka kecil kemungkinan anda akan mencapai apa yang telah anda tetapkan, karena hal yang tersulit dalam mencapai sesuatu adalah saat MEMULAINYA, bukan pada saat merencanakannya. Karena dengan memulai dengan sendirinya semuanya akan mengalir dengan sendirnya, baik itu ide, kreativitas, dana, solusi, dll.

 

Suheri

 

Kembali ke Kegiatan Pensiunan
whatsappChat Us